Peng. Teknologi Sistem Cerdas; JARINGAN SYARAF TIRUAN (Neural Network)
Peng. Teknologi Sistem Cerdas
JARINGAN SYARAF TIRUAN (Neural Network)
Disusun
Oleh:
Andhika
Dwisakti Nugraha (11114023)
Ayuanita (11114899)
Fazar
Setiawan R (14114090)
Firman
Gustomi (14114285)
Ghasa
Rizky Perdana (14114508)
Hagai
Pantoro (14114697)
Johanes
Reynaldi (1D114133)
Lhea
Zefanya R (16114048)
M
Rafly Afiat (16114983)
Mutia
Salfa N (17114677)
Novita
Sari (18114089)
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016/2017
KATA PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT. Dan dengan rahmat dan karuanianya,
MAKALAH JARINGAN SYARAF TIRUAN (NEURAL NETWORK) ini dapat kami buat sebagai
tugas softkill kami. Sebagai bahan pembelajaran kami dengan harapan dapat
diterima dan di pahami secara bersama.
Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Peng. Teknologi Sistem Cerdas.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Akhirnya
kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam
penulisan ataupun penguraian makalah yang kami buat. Dengan harapan dapat di
terima oleh Bapak/Ibu dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses
pembelajaran kami.
Depok, Desember 2016
Penulis
ABSTRAKSI
Makalah ini dilatarbelakangi oleh kepentingan pembelajaran peng. Teknologi
Sistem Cerdas khususnya jaringan syaraf tiruan (neural network). Melalui
kajian struktur ini, peneliti diharapkan dapat menggambarkan peran unsur-unsur
fisik tersebut dalam memperjelas pengertian apakah jaringan syaraf tiruan dan
beserta contohnya.
Berdasarkan makalah ini ditemukan hal apa saja pengertian, sejarah beserta
contoh jaringan syaraf komputer. Implementasi pembelajaran dengan membahas apa
itu jaringan syaraf tiruan ini diharapkan dapat meningkatkan minat mahasiswa
dalam pembelajaran peng. Teknologi sistem cerdas ini. Dan semoga dengan
makalah ini di buat dapat menambah pengetahuan pembaca dalam mempelajari
dan memahami jaringan syaraf tiruan (neural network).
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Secara
awam, aspek yang cukup penting yang mendasari berbagai teori adalah system
pengenalan pola (Pattern Recognizing) yang merupakan bagian dari
pengimplementasian Neural Network (NN) atau Jaringan Syaraf Tiruan secara
praktis. Sistem pengenalan pola merupakan komponen penting dalam proses
peniruan kemampuan inderawi manusia terutama penglihatan dan pendengaran.
Sebagai contoh, untuk meniru indera penglihatan manusia, komputer harus
mempunyai suatu mekanisme standar dan logis dalam mengenali pola yang ada pada
suatu citra yang sedang diproses. Dari sinilah diperoleh motivasi untuk mencoba
suatu konsep sederhana untuk mengenali pola dari suatu citra sehingga dapat
diidentifikasi dengan baik oleh komputer.
Jaringan Saraf Tiruan (JST) atau Artificial
Neural Network merupakan suatu pendekatan yang berbeda dari metode AI lainnya.
JST merupakan suatu model kecerdasan yang diilhami dari struktur otak manusia
dan kemudian diimplementasikan menggunakan program computer yang mampu
menyelesaikan sejumlah proses perhitungan selama proses pembelajaran
berlangsung. Skema sederhana dari otak manusia dapat dilihat dari gambar
berikut ini.
Dari gambar diatas
dapat dilihat bahwa setiap sel saraf mempunyai satu inti sel (nucleus). Inti
sel akan bertugas melakukan proses informasi. Informasi sel akan diterima oleh
dendrite yang merupakan dari cell body. Selain menerima informasi, dendrit juga
menyertai axon sebagai keluaran dari suatu pemrosesan informasi. Informasi
hasil olahan ini akan menjadi masukan bagi sel saraf lain dimana antar dendrite
tersebut akan dipertemukan dengan sinapsis. Informasi yang dikirimkan antar
neuron berupa rangsangan yang dilewatkan melalui dendrite. Informasi yang
datang dan diterima oleh dendrite akan dijumlahkan dan dikirimkan melalui axon
ke dendri terakhir yang bersentuhan dengan dendrite dari sel saraf lain.
Informasi yang akan diterima oleh neuron lain jika memenuhi batasan tertentu
yang lebih dikenal sebagai threshold (nilai ambang).
Gambaran di atas
merupakan gambaran sederhana dari jaringan saraf, tetapidari gambaran itu semua
komponen dari sel saraf tersebut relevan bagi saraf modelkomputasi. Secara
khusus, dapat dikatakan bahwa setiap unit komputasional dihitung dari beberapa
fungsi input.
Pengembangan terhadap
jaringan saraf ini terus dilakuakan dan memunculkanharapan baru yang dicapainya
suatu mesin yang dapat belajar sehingga tidak memerlukan adanya pengulangan
proses perhitungan yang sama untuk persoalan yang mirip.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Jaringan Saraf Tiruan
Jaringan saraf tiruan
adalah suatu sistem pemrosesan informasi yang cara kerjanya memiliki kesamaan
tertentu dengan jaringan saraf biologis [Fausett,1994]. Jaringan saraf tiruan
dikembangkan sebagai model matematis dari saraf biologis dengan berdasarkan asumsi
bahwa:
1.
Pemrosesan
terjadi pada elemen-elemen sederhana yang disebut neuron.
2.
Sinyal
dilewatkan antar neuron melalui penghubung.
3.
Setiap
penghubung memiliki bobot yang akan mengalikan sinyal yang lewat.
4.
Setiap
neuron memiliki fungsi aktivasi yang akan menentukan nilai sinyaloutput.
Jaringan saraf dapat
digolongkan menjadi berbagai jenis berdasarkan pada arsitekturnya, yaitu pola
hubungan antara neuron-neuron, dan algoritma trainingnya, yaitu cara penentuan
nilai bobot pada penghubung.
Sejarah
Saat ini bidang kecerdasan buatan dalam
usahanya menirukan intelegensi manusia, belum
mengadakan pendekatan dalam bentuk fisiknya melainkan dari sisi yang lain.
Pertama-tama diadakan studi mengenai teori dasar mekanisme proses terjadinya
intelegensi. Bidang ini disebut ‘Cognitive Science’. Dari teori dasar ini
dibuatlah suatu model untuk disimulasikan pada komputer, dan dalam
perkembangannya yang lebih lanjut dikenal berbagai sistem kecerdasan buatan
yang salah satunya adalah jaringan saraf tiruan. Dibandingkan dengan bidang
ilmu yang lain, jaringan saraf tiruan relatif masih baru. Sejumlah literatur
menganggap bahwa konsep jaringan saraf tiruan bermula pada makalah Waffen McCulloch dan Walter Pitts pada tahun 1943. Dalam makalah tersebut mereka mencoba untuk
memformulasikan model matematis sel-sel otak. Metode yang dikembangkan berdasarkan sistem saraf biologi ini,
merupakan suatu langkah maju dalam industri komputer.
Komponen Neural Network
Terdapat banyak
struktur NN, tetapi kesemuanya mempunyai komponen yang hampir sama. Gambar
berikut memperlihatkan struktur ideal NN.
Seperti terlihat pada
gambar, struktur NN mirip dengan struktur otak manusiadiatas. Informasi
(sebagai input) dikirim ke neuron melalui suatu pembobotan input. Input ini
diproses oleh suatu fungsi propagation yang menaikan nilai bobot input.
Hasilnya kemudian dibandingkan dengan threshold oleh activation function. Jika
input melampaui threshold, maka neutron akan diaktifkan, jika sebaliknya maka
neutronakan inhibit. Jika diaktifkan, neuron akan mengirim output melalui
pembobotan outputke neuron lainnya, dan seterusnya.
Dalam NN, neuron
dikelompokan dalam layer, yang disebut neuron layer. Biasanya setiap neuron
dari sebuah layer dihubungkan ke semua neuron yang ada di layerbelakang maupun
depannya (kecuali input dan output). Informasi yang dikirim dalam sebuah NN,
dipropagasi layer – per – layer mulai dari input hingga output tanpa
ataumelalui satu atau lebih hidden layers. Bergantung pada algoritma yang
digunakan,informasi juga dapat dipropagasi ke arah belakang (backpropagation).
Gambar berikutmenunjukan NN dengan tiga neuron layers.
Perlu dicatat bahwa gambar
ini bukan merupakan struktur umum dari NN. Ada NNyang tidak mempunyai hidden
layer, atau ada juga NN yang layer-nya berbentuk matriks.
Multi Layer Perceptron
Diperkenalkan oleh M.
Minsky dan S. Papert pada tahun 1969, merupakan pengembangan dari Perceptron
dan mempunyai satu atau lebih hidden layers yangterletak antara input dan
output layers. Multi-layer-perceptron dapat digunakan untukoperasi logik
termasuk yang kompleks seperti XOR.
Multi-Layer Perceptron adalah jaringan syaraf tiruan feed-forward yang
terdiri dari sejumlah neuron yang dihubungkan oleh bobot-bobot penghubung.
Neuron-neurontersebut disusun dalam lapisan- lapisan yang terdiri dari satu
lapisan input (inputlayer), satu atau lebih lapisan tersembunyi (hidden layer),
dan satu lapisan output(output layer). Lapisan input menerima sinyal dari luar,
kemudian melewatkannya kelapisan tersembunyi pertama, yang akan diteruskan
sehingga akhirnya mencapai lapisan output [Riedmiller, 1994]. Setiap neuroni di
dalam jaringan adalah sebuah unit pemrosesan sederhana yang menghitung nilai
aktivasinya yaitusi terhadap inputeksitasi yang juga disebut melambangkan
himpunan predesesor dari uniti,wij melambangkan bobot koneksi dari unitj ke
uniti, danθi adalah nilai bias dari uniti. Untuk membuat representasi menjadi
lebih mudah, seringkali bias digantikan dengan suatu bobot yang terhubung
dengan unit bernilai 1. Dengan demikian bias dapat diperlakukan secara sama
dengan bobot koneksi.
Algoritma
Dalam Jaringan Saraf Tiruan
1) Algoritma Backpropagation
1) Algoritma Backpropagation
Salah satu algoritma pelatihan jaringan
syaraf tiruan yang banyakdimanfaatkan dalam bidang pengenalan pola adalah
backpropagation. Algoritma iniumumnya digunakan pada jaringan syaraf tiruan
yang berjenis multi-layer feed-forward, yang tersusun dari beberapa lapisan dan
sinyal dialirkan secara searah dariinput menuju output. Algoritma pelatihan
backpropagation pada dasarnya terdiri dari tigatahapan [Fausett, 1994], yaitu:
1.
Input nilai data pelatihan sehingga diperoleh nilai output.
2.
Propagasi balik dari nilai error yang diperoleh.
3.
Penyesuaian bobot koneksi untuk meminimalkan nilai
error.
Ketiga tahapan tersebut diulangi terus-menerus sampai
mendapatkan nilai error yang diinginkan. Setelah training selesai dilakukan,
hanya tahap pertama yang diperlukan untuk memanfaatkan jaringan syaraf tiruan
tersebut. Secara matematis [Rumelhart, 1986], ide dasar dari
algoritmabackpropagation ini sesungguhnya adalah penerapan dari aturan rantai
(chain rule) untuk menghitung pengaruh masing-masing bobot terhadap fungsi
error.
2) Algoritma Quickprop
Pada algoritma
Quickprop dilakukan pendekatan dengan asumsi bahwakurva fungsi error terhadap
masing-masing bobot penghubung berbentuk parabolayang terbuka ke atas, dan
gradien dari kurva error untuk suatu bobot tidakterpengaruh oleh bobot-bobot
yang lain [Fahlman, 1988]. Dengan demikian perhitungan perubahan bobot hanya
menggunakan informasi lokal pada masing-masing bobot. Perubahan bobot pada
algoritma Quickprop dirumuskan sebagai berikut: Pada eksperimen dengan masalah
XOR dan encoder/decoder [Fahlman,1988], terbukti bahwa algoritma Quickprop
dapat meningkatkan kecepatantraining. Eksperimen dari [Schiffmann, 1993] juga
menunjukkan peningkatankecepatan training dan unjuk kerja yang signifikan.
Arsitektur
Jaringan Saraf Tiruan
Secara umum,
Arsitektur JST terdiri atas beberapa lapisan, yaitu lapisanmasukan (input
layer), lapisan tersembunyi (hidden layer), dan lapisan keluaran (output
layer). Masing-masing lapisan mempunyai jumlah node atau neuron yang
berbeda-beda. Arsitektur JST tersebut dapat diilustrasikan sebagai gambar
berikut ini :
Gambar
1.2 Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan
1.
Lapisan Masukan (input layer)
Lapisan masukan
merupakan lapisan yang terdiri dari beberapa neuronyang akan menerima sinyal
dari luar dan kemudian meneruskan ke neuron-neuron lain dalam jaringan. Lapisan
ini dillhami berdasarkan cirri-ciri dancara kerja sel-sel saraf sensori pada
jaringan saraf biologi.
2.
Lapisan tersembunyi (hidden layer)
Lapisan tersembunyi
merupakan tiruan dari sel-sel syaraf konektor pada jaringan saraf bilogis.
Lapisan tersembunyi berfungsi meningkatkan kemampuan jaringan dalam memecahkan
masalah. Konsekuensi dari adanya lapisan ini adalah pelatihan menjadi makin
sulit atau lama.
3.
Lapisan keluaran (output layer)
Lapisan keluaran
berfungsi menyalurkan sinyal-sinyal keluaran hasil pemrosesan jaringan. Lapisan
ini juga terdiri dair sejumlah neuron. Lapisan keluaran merupakan tiruan dari
sel saraf motor pada jaringan saraf biologis.
Aplikasi-aplikasi JST
Sebagian
besar aplikasi yang ada saat ini merupakan prototipe-prototipe ataupun
proyek-proyek riset. Meskipun untuk saat ini produk jaringan saraf ini belum
begitu banyak kita jumpai, namun kami berkeyakinan bahwa di masa mendatang kita
akan menjumpai lebih banyak lagi aplikasi jaringan saraf, oleh karena banyaknya
para jenius yang berkecimpung di bidang ini.
Aplikasi-aplikasi
jaringan saraf yang ada saat ini umumnya dapat dijalankan pada PC tanpa bantuan
hardware khusus, namun demikian terdapat pula yang memerlukan suatu hardware
jaringan saraf khusus.
Aplikasi-aplikasi
berikut ini berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari dan jaringan saraf
telah memegang peranan yang cukup penting di dalamnya.
1) Adaptive Noise Canceling
Aplikasi ini
telah mendapatkan penghargaan Institute of Electrical and Electronic Engineers'
Alexander Graham Bell. Sumbangan aplikasi ini adalah membersihkan gangguan pada
saluran telpon (dikenal sebagai echo) dan mengurangi kesalahan transmisi modem.
Setiap kita melakukan sambungan telpon jarak jauh, suara kita akan diproses
melalui suatu penyaring adaptif. Proses penyaringan adaptif ini dikembangkan
oleh Bernard Widrow pada tahun 1950-an. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang
sukses untuk jangka waktu terpanjang.
2) Mortgage Risk Evaluator
Perusahaan
Nestor telah berhasil mengembangkan produk yang digunakan dalam aplikasi
hipotek (Mortgage Risk Evaluator). Produk ini membantu biro kredit
mengidentifikasikan seseorang yang mampu membayar hipotek. Sistem telah dilatih
dalam beberapa ribu aplikasi nyata, sekitar setengahnya diterima dan setengah
yang lain ditolak oleh pemeriksa. Belajar dari kesuksesan dan kegagalan
pengalaman ini, sistem kemudian mencari pola di dalam data untuk menentukan
hal-hal apa saja yang menunjukkan suatu risiko tinggi. Selain itu, sistem dapat
pula dikonfigurasi agar pendugaannya bersifat konservatif atau pun optimistik.
3) Bomb Sniffer
Pada bulan
Agustus 1989, Federal Aviation Administration memasang suatu sistem detektor
bom baru di New York's JFK International Airport. Metode-metode tradisional
untuk menentukan risiko semacam ini memiliki keterbatasan yaitu operator dapat
menjadi lelah, bosan dan kehilangan konsentrasi. Science Applications
International Corporation (SAIC) mengembangkan suatu jaringan saraf yang
disebut Thermal Neutron Analysis (TNA) atau lebih umum dikenal sebagai SNOOPE.
Sistem ini
bekerja secara otomatis dan tidak dapat menjadi lelah dan bosan. SNOOPE ini
telah diuji pada sejumlah bahan peledak untuk mengidentifikasi pola emisi sinar
gamma yang dimiliki oleh bahan-bahan tersebut.
Sistem ini mampu memeriksa sekitar
sepuluh buah kopor per menitnya. Jika SNOOPE ragu atas suatu kopor, ia dapat
memberikannya kepada inspektur. Lalu data kopor yang dicurigai disimpan untuk
digunakan di masa mendatang.
SNOOPE
dinyatakan lebih aman bagi manusia dibanding sinar X, dan aman pula untuk film,
media elektronik, makanan dan obat-obatan. Neutron energi rendah yang
dipancarkan bukan suatu radioaktif. Namun demikian, untuk menggunakan sistem
ini diperlukan biaya yang cukup tinggi yaitu sekitar $ 1,1 juta.
4) GTE Process Monitor
GTE
Laboratories telah menggunakan jaringan saraf dalam pabrik bola lampunya.
Tujuan proyek ini adalah untuk mengidentifikasi parameter-parameter yang paling
berpengaruh terhadap proses produksi. Sistem ini memantau lini produksi, menjejaki
hal-hal seperti misalnya variasi panas, tekanan, dan bahan kimia yang digunakan
untuk membuat bola lampu. Masukan-masukan dari pengukuran sensor ini lalu
dibandingkan dengan kinerja pabrik. Informasi ini akan digunakan untuk membantu
menentukan kondisi pabrik yang optimum, mengindikasikan kendali apa yang perlu
disesuaikan, dan bahkan menghentikan lini produksi jika terjadi kesalahan.
5) Word Recognizer
Intel
mengembangkan aplikasi kecil yang menyelidiki keekspresifan pembicaraan
manusia. Dengan membatasi sistem hanya untuk pembicara tunggal pada satu waktu
dan dengan membatasi kosa kata (sekitar 100 kata atau frase), sistem ini mampu
mengenali suara manusia dengan ketepatan 99%. Sistem pemasukan data yang
dikendalikan suara ini telah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi
manufaktur sejak tahun 1983.
6) Blower Motor Checker
Siemens,
sebuah perusahaan pembuat peralatan elektronik Jerman, menggunakan jaringan
saraf untuk mendeteksi tingkat kebisingan blower motor yang
dibuat untuk mobil Ford. Sebelumnya mereka telah mencoba cara-cara tradisional,
seperti menugaskan sejumlah karyawan untuk mendengarkan seluruh motor, namun
tidak begitu berhasil. Tetapi setelah menggunakan jaringan saraf, mereka
berhasil dengan tingkat akurasi lebih dari 90%.
7) Prototype dan Research Activity
Para ahli
kesehatan di Universitas Brown telah menggunakan sebuah jaringan simulasi
pengetahuan medis untuk merelasikan informasi kasus, tanda-tanda, dan
penyembuhan. Para periset di Los Alamos National Laboratory menggunakan jaringan
saraf untuk memprakirakan apakah urutan DNA tertentu mewakili kode genetik bagi
pembuat protein. Petugas US Postal Service sedang menyelidiki kemungkinan
penggunaan jaringan saraf untuk membaca alamat yang ditulis secara manual.
Badan-badan penegak hukum menggunakan jaringan saraf untuk berusaha menentukan
apakah profil psikologi seseorang (yang melakukan kejahatan) berubah. Aplikasi
riset yang lain mencakup text-to-speech, pengenalan target, dan
pencarian pola.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Jaringan Saraf Tiruan (JST) atau Artificial Neural
Network merupakan suatu pendekatan yang berbeda dari metode AI lainnya. JST
merupakan suatu model kecerdasan yang diilhami dari struktur otak manusia dan
kemudian diimplementasikan menggunakan program computer yang mampu
menyelesaikan sejumlah proses perhitungan selamaproses pembelajaran
berlangsung.
Dalam NN, neuron dikelompokan dalam layer, yang
disebut neuron layer. Biasanyasetiap neuron dari sebuah layer dihubungkan ke
semua neuron yang ada di layer belakangmaupun depannya (kecuali input dan
output). Informasi yang dikirim dalam sebuah NN, dipropagasi layer – per –
layer mulai dari input hingga output tanpa atau melalui satu ataulebih hidden
layers.
Multi-Layer Perceptron adalah jaringan syaraf tiruan
feed-forward yang terdiri dari sejumlah neuron yang dihubungkan oleh
bobot-bobot penghubung. Tujuan padapembelajaran supervised learning adalah
untuk menentukan nilai bobot-bobot koneksi didalam jaringan sehingga jaringan
dapat melakukan pemetaan (mapping) dari input keoutput sesuai dengan yang
diinginkan. Pemetaan ini ditentukan melalui satu set polacontoh atau data
pelatihan (training data set).
Tujuan pada pembelajaran supervised learning adalah
untuk menentukan nilaibobot-bobot koneksi di dalam jaringan sehingga jaringan
dapat melakukan pemetaan(mapping) dari input ke output sesuai dengan yang
diinginkan. Pemetaan ini ditentukan melalui satu set pola contoh atau data
pelatihan (training data set).
About these ads
Saran
Untuk para pembaca mudah-mudahan
makalah ini bisa membantu pembaca dalam memahami tentang apa itu jaringan saraf
tiruan. Semoga setelah membaca ini pembaca bisa langsung memahami dan
memberikan contoh jaringan saraf tiruan lainnya.
Komentar
Posting Komentar