Ilmu Budaya Dasar; Hubungan Antara Manusia dan Kebudayaan
Definisi Manusia dan Kebudayaan
Manusia
dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam
kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan
kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya
tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah
diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Secara
bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berfikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Sedangkan secara umum pengertian kebudayaan merupakan jalan atau
arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani
maupun rohani.
Hubungan
adalah kesinambungan interaksi antara dua orang atau lebih yang memudahkan
proses pengenalan satu akan yang lain. Hubungan terjadi dalam setiap proses
kehidupan manusia. Hubungan dapat dibedakan menjadi hubungan dengan teman
sebaya, orangtua, keluarga, dan lingkungan sosial. Secara garis besar, hubungan
terbagi menjadi hubungan positif dan negatif. Hubungan positif terjadi apabila
kedua pihak yang berinteraksi merasa saling diuntungkan satu sama lain dan
ditandai dengan adanya timbal balik yang serasi. Sedangkan, hubungan yang
negatif terjadi apabila suatu pihak merasa sangat diuntungkan dan pihak yang
lain merasa dirugikan. Dalam hal ini, tidak ada keselarasan timbal balik antara
pihak yang berinteraksi. Lebih lanjut, hubungan dapat menentukan tingkat
kedekatan dan kenyamanan antara pihak yang berinteraksi. Semakin dekat
pihak-pihak tersebut, hubungan tersebut akan dibawa kepada tingkatan yang lebih
tinggi.
Budaya
atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia. Seperti contoh diatas, itu sudah sangat memberikan
gambaran dari pertanyaan tersebut. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap
kebudayaan yaitu sebagai:
·
Penganut kebudayaan,
·
Pembawa kebudayaan,
·
Manipulator kebudayaan, dan
·
Pencipta kebudayaan.
Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia
dengan Kebudayaan
1. Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh:
Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak
permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2. Cara
hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban
dan rural ways of life)
Contoh:
Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di
desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di
antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya
pada diri sendiri dan sikap menilai (
sense of value )
3. Kebudayaan-kebudayaan
khusus kelas sosial
Di
masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial
tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan,
bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas
mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri
pula pada setiap individu.
4. Kebudayaan
khusus atas dasar agama
Adanya
berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang
berbeda-beda di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan
berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang
pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka
bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat
hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat
tinggal.
Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna
Kebudayaan
Budaya
tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan
segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh Tuhan dengan
dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan
secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga
memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan
perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa
menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan.
Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk
kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya
dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan
terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya.
Kebudayaan
mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia
terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai berikut
:
·
Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau
kelompoknya
·
Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan
dan kemampuan-kemampuan lain.
·
Sebagai pembimbing kehidupan dan
penghidupan manusia
·
Pembeda manusia dan binatang
·
Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana
manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
·
Pengatur agar manusia dapat mengerti
bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika
berhubungan dengan orang lain.
·
Sebagai modal dasar pembangunan.
Dari
sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara
dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis,
maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui
tiga tahap yaitu :
1. Ekstemalisasi,
yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2. Obyektivasi,
yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan
yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian
masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk
perilaku manusia.
3. Intemalisasi,
yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa
manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Apabila
manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi
terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal :
xv) Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai
hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita
tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau
kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan
masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
Maka
dapat disimpulkan secara sederhana bahwa, hubungan manusia dan kebudayaan
adalah sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang
dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai
sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya
merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan setelah kebudayaan
tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia yang sesuai dengannya.
Komentar
Posting Komentar